File 2007
Dan (ingatlah juga), tatkala Robbmu mema’lumkan : “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmatKu) maka sesungguhnya azabku sangat pedih”. (Ibrahim : 7)
Ayat diatas menjelaskan kepada kita betapa bahagianya orang yang bersyukur. Allah telah menjamin akan datangnya tambahan nikmat bila senantiasa bersyukur, senantiasa berterima kasih atas segala nikmat Allah SWT yang diterima, dalam bentuk ucapan maupun perbuatan, itulah makna Syukur.
Kedudukan & Keutamaan Syukur
Syukur merupakan maqam yang lebih tinggi (dari taqwa) karena Allah berfirman dalam Ali Imran: 132 :
"Karena itu bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mensyukurinya".
Bersyukur dalam al Qur’an sering Allah sebut diiringi dengan Dzikir. Dan Allah berfirman :
"Sesungguhnya mengingat Allah adalah lebih besar (keutamaannya)".
(QS. Al Ankabuut: 45)
1.Allah akan mengingat hambaNya
“Karena itu, ingatlah kamu kepadaKu niscaya AKu ingat (pula) kepadamu, dan
bersyukurlah kepadaKu, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)Ku.
(QS. Al Baqarah: 152)
2.Tidak akan ditimpa siksa
“Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman?”
QS.Ali Imran : 145
3.Allah akan menambah nikmatNya (Ibrahim: 7)
Adapun nikmat Allah itu berupa :
- Pencukupan
“Maka Allah nanti akan memerikan kekayaan kepadamu dari KaruniaNya jika Dia
menghendaki.”(At Taubah: 28)
- Ijabah
“Maka Dia menghilangkan bahaya yang karenanya kamu berdoa kepadaNya, jika Dia
menghendaki”. (Al An’am : 41)
- Rizki
“dan Allah memberi rizki kepada yang dikehendakiNya tapa batas”.
(Al Baqarah: 212)
- Ampunan dan taubat
“Dan Allah menerima taubat orang yang dikenhendakiNya”. (At Taubah: 15)
4.Syukur adalah bentuk akhlak yang mulia
5.Allah jadikan syukur sebagai pembuka dan penutup do’a para penghuni syurga.
“Dan mereka mengucapkan : segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janjiNya
kepada kami”. (Az Zumar: 74)
“Dan penutup do’a mereka ialah : “Segala puji bagi Allah, Robb alam semesta.”
(Yunus : 10)
Cara Bersyukur
Ada sebuah kisah tentang 3 orang yang masuk ke hutan belantara dengan menunggangi kuda yang lengkap dengan perbekalannya. Sementara mereka terlelap tidur, kuda mereka kabur. Hal itu diketahui oleh seorang raja yang bijaksana yang sedang berburu di hutan. Lalu sang raja memerintahkan untuk mengirim 3 ekor kuda yang lengkap dengan perbekalannya. Saat mereka tahu kuda mereka hilang dan telah ada gantinya respon mereka berbeda-beda.
Orang pertama merasa senang dan bangga sekali dengan kuda yang ada dihadapannya lebih berbobot, tinggi, dan lebih banyak bekalnya dibandingkan kuda sebelumnya. Begitu senangnya, ia lupa bertanya kuda milik siapakah ini dan untuk siapa? Sementara orang kedua, dia juga merasa senang karena kudanya bagus, tapi ia bertanya siapa pemilik kuda ini dan untuk siapa? Kemudian orang tersebut tahu bahwa kuda tersebut milik raja yang diberikan kepadanya. Ia merasa senang dan berterima kasih pada raja. Lain lagi dengan orang ke tiga, ia tahan perasaan senangnya karena merasa kuda itu bukan miliknya. Ia pun bertanya-tanya tentang hal ihwal kuda tersebut. Akhirnya dia tahu bahwa kuda itu diberikan kepadanya sebagai sarana transportasi yang memudahkannya bertemu dengan raja. Dia senang karena memiliki sarana yang bisa membuatnya dekat dengan raja, ia pun tak ketinggalan bersyukur.
Diantara ketiga orang tersebut, orang ketiga lah yang memiliki respon syukur yang bagus karena nikmat yang dia dapatkan membuatnya sanggup mensyukuri karunia nikmat tersebut.
Kisah di atas menjelaskan tahapan yang baik dalam bersyukur:
1. Mengetahui nikmat dan Pemberi nikmat.
2. Melahirkan perasaan bahagia kepada Pemberi nikmat
3. Melahirkan amal perbuatan yaitu syukur dengan hati, lisan dan anggota badan.
Kaitannya dengan hati yaitu bermaksud untuk kebaikan dan menyembunyikan niat tersebut dari orang. Mengakui dan menyadari dalam hati bahwa nikmat yang dirasakan itu adalah semata-mata rahmat dan karunia Allah SWT (At Taubah: 28), agar ia lebih dekat padaNYa.
Kaitannya dengan lisan ialah menampakkan rasa syukur kepada Allah dengan berbagai pujian kepadaNya. Ad Dhuha : 9 :
"Dan terhadap Robbmulah maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur).
Kaitannya dengan anggota badan ialah menggunakan nikmat-nikmat Allah untuk mentaati-Nya dan tidak menggunakan sebagai sarana bermaksiat kepadaNya".
Sebuah kisah:
Suatu ketika datang seorang laki-laki menghadap Syekh abu Hazm Rohimahullah mengadukan kebingungannya tentang cara mensyukuri nikmat Allah, sambil bertanya,”Wahai Imam, bagaimana cara syukurnya kedua mataku ini?”. Abu Hazm menjawab,”Jika kedua matamu melihat kebaikan, ia melihatnya dengan senang, tapi jika ia melihat keburukan, ia pejamkan”.”Kalau syukurnya telinga?”. “Jika dengan telingamu mendengar kebaikan, ia mendengarkan dan dicamkan, bila mendengar kejelakan ia berusaha untuk menolaknya”. “Bagaimana syukurnya tangan?”.”Jangan kau pakai untuk mengambil yang bukan hakmu dan jangan kau pakai pula untuk melarang sesuatu yang seharusnya kau berikan karena Allah”. “Kalau syukurnya perut?”.”Syukurnya perut jika bagian bawahnya diisi makanan yang halal sementara bagian bawah diisi dengan ilmu yang bermafaat”.”Bagaimana syukurnya kemaluan?”. Sang Imam kemudian membacakan firman Allah,
”Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela”. Al Mu’minun: 5-6
“Bagaimana syukurnya kaki?”. “Jika kamu mengetahui disuatu tempat ada orang sholeh yang meninggal, kemudian kamu berkeinginan untuk menjadi seperti dia, lalu kedua kakimu kau pergunakan untuk melakukan amal sholeh maka itulah syukurnya”. Beliau menambahkan, “Barang siapa bersyukur hanya dengan lisan maka perumpamaannya seperti orang yang mempunyai pakaian lengkap tapi ia hanya mengambil ujungnya. Tentu saja tidak ada gunanya karena ia akan tetap kepanasan atau kedinginan, atau bahkan seperti orang yang tidak berpakaian”.
4. Banyak mengingat Allah
5. Suka memberi dan berbagi
Terutama dengan orang-orang yang berhak menerima dan membutuhkan agar nikmatnya menjadi berkah.
Seperti yang dikatakan oleh seorang ulama (Dr. Aidh al Qarni) bahwa Allah akan terus menambah nikmatNya berupa rizki bila ia melakukan 4 hal : Bangun dimalam hari dan sholat, istighfar menjelang fajar, dzikir disore hari, dan suka memberi.
Banyak hal yang membuat kita tenggelam dalam penderitaan disebabkan karena karena kita kurang terampil mensyukuri nikmat Allah. Bagi yang tidak bisa dan tidak mau bersyukur, Allah menjanjikan akan mengubah nikmat yang mereka terima menjadi azab yang pedih. Orang-orang yang tidak bersyukur termasuk golongan orang-orang yang kufur nikmat dan pasti Allah menutup pintu rezkinya. Jika pintu rezkinya sudah ditutup mereka tidak akan merasakan tentram dan tenang di dunia maupun kelak di akhirat. Wallahu a’lam.
Referensi :
1.Meraih Bening Hati dengan Manajemen Qolbu, K. H. A. Gymnastiar.
2.Silabus Materi SMUNSA
3.Mensucikan Jiwa, Sa’id Hawwa.
Komentar
Posting Komentar